Kita
semua merasa terganggu dengan suara bising. Namun jika itu benar-benar
mengganggu, kemungkinan Anda adalah seorang yang jenius. Artinya para jenius tidak tahan terhadap bising dan memilih untuk
mencari suasana tenang dalam berkarya. Menjadi terlalu sensitif terhadap
suara bisa menjadi kunci kreativitas para jenius seperti Charles Darwin dan
Franz Kafka.
Sebuah
penelitian yang diterbitkan di jurnal Neuropsychologia dikutip Daily Mail,
Kamis 11 Maret 2015, mengungkapkan keduanya diketahui sebagai ilmuwan yang
paling tidak tahan terhadap suara bising. Para ahli psikologi kini yakin bahwa
ketidakmampuan menyaring informasi sensorik yang tidak diinginkan dapat
dikaitkan dengan kreativitas.
Penulis
terkenal Perancis Marcel Proust adalah salah satu tokoh yang sering menggunakan
penutup telinga saat berbaring di tempat tidurnya untuk mencari ilham. Tidak
hanya itu, dia akan melapisi dinding kamarnya dengan gabus untuk meredam suara
dari luar kamar saat sedang berkarya.
Dan Kafka pernah
berkata: "Saya
butuh kesendirian untuk tulisan saya; tidak 'seperti pertapa' karena itu tidak
akan cukup. Tapi seperti orang mati."
Darwin dan penulis Anton Chekhov juga dikenal suka mengeluh tentang bagaimana sulitnya mereka dalam menyaring kebisingan.
Darwin dan penulis Anton Chekhov juga dikenal suka mengeluh tentang bagaimana sulitnya mereka dalam menyaring kebisingan.
Baru-baru
ini para ilmuwan di Northwestern University, Illinois, menguji 100 orang
tentang kemampuan mereka mencari solusi yang jujur dan menemukan hubungan yang
kuat antara ketidakmampuan menyaring audio yang tidak relevan, biasa disebut
kebocoran sensory gating, dan kreativitas.
Dalam
tes tersebut mereka diberikan solusi hingga skenario. Mereka dihadapkan pada
tantangan memberikan jawaban yang jujur sebanyak-banyaknya. Cara tersebut
dirancang untuk mengukur tingkat kreatif nyata yang dicapai. Hasil penelitian
juga menyebutkan, mereka yang mengalami penderitaan (sulit menyaring informasi
sensorik) mungkin merasa lebih mudah untuk berpikir kreatif karena mereka dapat
fokus pada berbagai hal secara bersamaan.
"Jika
disalurkan ke arah yang benar, kepekaan ini bisa membuat hidup lebih kaya dan
bermakna, memberikan pengalaman yang lebih pada ketajaman otak," kata
Darya Zabelina, mahasiswa Ph.D psikologi di Northwestern University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar